Kamis, 06 Desember 2018

Lelah

Lelah.
Mencintai dan dicintai seseorang itu indah dan bahagia. Bersama berdua, susah senang, duka dan cita. Hemm, enteng banget perkataaan ini. simpel dan begitu sederhana. Definisi senang, semua sudah paham. Akan tetapi, mendifinisikan kata "susah"  membutuhkan berbagai macam pengalaman. "Susah" bukan sekadar kata-kata yang begitu sederhana. Ia membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam. "Susah" membutuhkan konteks yang mengikutinya. Kata "susah' begitu kompleks untuk dijalani. 

Ketika itu, mereka berpacaran dan memutuskan untuk menikah. Bahagia, di pelaminan, bercengkrama di setiap sore sambil memandang senja. Memiliki keturunan dan membesarkannya dengan sukarela. Lengkap sudah. Sesederhana itu hidup ini. 
Ups! Ada yang terlupa. mereka pikir itu saja. Belum sempat berpikir bagaimana rasanya jika tidak bekerja. Tetiba kontrak kerja sang suami terputus tidak diperpanjang lagi, dan si anak pun jatuh sakit, masuk rumah sakit. Awalnya, masuk rumah sakit kelas mentereng lah, mau pelayanan yang terbaik untuk anaknya, dan si anak pun sembuh. Lalu, biaya rumah sakit darimana? "Utang". Ya, utang. Uang belasan juta dia dapatkan dari utang. 
Tak berselang lama, sang suami pun kembali bekerja. Dia memeras keringat untuk membayar utang-utang itu. Belum terbyarkan semua, si anak sakit lagi. Masuk rumah sakit lagi. Tabungan sudah tak ada lagi. Darimana biaya rumah sakit. Utang lagi. begitulah. Pasangan muda ini sekarang penuh dengan utang. tapi tak pantang menyerah, mereka masih tetap bekerja untuk membayar utang. 
Belum selesai di sini.
Pasangan yang sudah menikah, tinggal bersama orang tua adalah hal yang agak risih. Ada sedikit tabungan, yang meskipun masih dengan kisah utang yang cukup panjang, mereka memberanikan diri untuk membeli rumah dengan kredit selama lima belas tahun. Uwooooo, bukan waktu yang singkat. Tapi mau bagaimana lagi memang lebih baik  berpisah dengan orang tua.
Bersambung..